Sabtu, 20 Juni 2015

(LANJUTAN)... GAMBARAN UMUM

6.             Sosial, Organisasi, Kelembagaan Masyarakat, dan Pemerintah
Untuk desa yang termasuk daerah perkotaan umumnya terdapat organisasi-organisasi masyarakat seperti LSM, karang taruna, dll. Berdsarkan hasil wawancara warga masyarakat di daerah perkotaan masih menjunjung tinggi nilai sosial dan budaya namun sudah mulai pudar karena semakin berkembangnya teknologi. Selain itu kegiatan kerja bakti seperti gotong royong juga sudah jarang dilaksanakan. Jika ada pertemuan di masing-masing RT juga tidak banyak yang hadir terkendala kesibukan masing-masing dan kurang pedulinya warga. Berbeda dengan daerah pedesaan yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai sosial budaya dibuktikan dengan sering diadakannya pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya serta kumpul-kumpul warga seperti musywarah dan arisan. Itensitas kerja bakti juga masih tinggi di daerah pedesaan.
7.             Kebijakan Pemerintah
Isu Kebijakan:
·      Peningkatan perekonomian warga
·      Perbaikan infrastruktur terutama jalan
·      Normalisasi saluran irigasi sawah
·      Kesejahteraan pekerja di instansi pemerintahan
·      Program SUSU
Program “Sak Wong Sak Wit” atau yang biasa dikenal dengan program SUSU ini yaitu salah satu bentuk program penghijauan dari pemerintah. Program ini menuntut adanya kontribusi setiap individu untuk penghijauan wilayah dan kinerja aparat desa untuk memajukan Kabupaten Kendal. Program susu ini pun nantinya berguna untuk mengurangi polusi dikarenakan adanya pembangunan kawasan industri besar di Desa Wonorejo, Kaliwungu.
Kebijakan Khusus dari Pemerintah Kecamatan
Ada kebijakan yang diterapkan khusus di beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, dan Brangsong diantaranya Kebijakan khusus yang ada di Kecamatan Brangsong yaitu PLPBK (Bantuan Kelompok Petani) di Desa Kertomulyo. Pembangunan pasar desa baru di Desa Kebonadem,
Isu Pembangunan Kawasan Industri
Menyangkut isu pembangunan kawasan industri di Kaliwungu, dibentuk kebijakan tertulis khusus yang dirangkum dalam Peraturan Daerah No. 24 tahun 2007 tentang RDTR Kawasan Industri Kaliwungu dan Perda No. 25 tahun 2007 tentang Kawasan Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal.  Penataan ruangnya melalui persiapan penyusunan rencana tata ruang, merumuskan kebijakan pengaturan tata ruang, menyelaraskan antara program pembangunan dengan rencana tata ruang, pengawasan atas pemanfaatan tata ruang serta penertiban atas pelanggaran pemanfaatan ruang.
Untuk anggarannya diatur dalam Peraturan Bupati Kendal No. 17 tahun 2012 tentang RKPD TA 2013 dan Peraturan Bupati Kendal No. 20 tahun 2013 tentang RKPD TA 2014 yang disesuaikan dengan Matrik Indikasi Program Utama Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal 2011 – 2031.

(LANJUTAN).. GAMBARAN UMUM

3.             Keterkaitan, Interaksi, dan Mobilitas
Keterkaitan, interaksi, dan mobilitas dilihat dari aliran uang, jasa, dan barang. Aliran barang dan jasa dilihat dari aktivitas perekonomian dan pergerakan transportasinya. Terdapat pasar di setiap kecamatan di wilayah studi namun perdagangan dan jasa yang paling menonjol ada di Kecamatan Kaliwungu ditambah lagi dengan banyaknya industri yang ada di Kecamatan Kaliwungu seperti kayu lapis, tekstil, tossa dan industri rumah tangga yang terpusat di kecamatan ini membuat pergerakan barang dan jasa yang ada semakin kompleks. Aliran jasa juga terlihat dari pergerakan tenaga kerja yang bekerja di luar negeri sebagai TKI. Ada beberapa desa di wilayah studi yang menjadi kantung TKI diantaranya Desa Sidomakmur, Kedungsuren, Jerukgiling dan Rejosari. Mayoritas penduduk di keempat desa ini bekerja sebagai TKI dan umumnya adalah perempuan. Berdasarkan wawancara kepada warga yang bekerja sebagai TKI didapatkan hasil bahwa 30-50% gaji yang didapat dari bekerja di luar negeri dikirimkan kembali kepada keluarga yang ada di Indonesia. Aliran uang dapat dilihat dari banyaknya bank yang ada di wilayah studi. Berdasarkan observasi lapangan didapatkan hasil bahwa bank banyak terdapat di Kecamatan Kaliwungu. Hal ini menandakan adanya pergerakan uang yang besar di Kecamatan Kaliwungu dibandingkan dengan Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Kecamatan Brangsong
4.             Perekonomian
Berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Kendal tahun 2012, Nilai PDRB terus mengalami peningkatan dari tahun 2007-2011 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 11.9%. Dilihat dari PDRB kecamatan sektor yang paling menonjol adalah industri, perdagangan dan jasa serta pertanian. Di kawasan perkotaan ketiga sektor ini sangat jelas terlihat. Namun di kawasan pedesaan lebih ke hasil pertanian dan perkebunan. Kecamatan Kaliwungu merupakan wilayah yang ditunjuk sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini dikarenakan letak kecamatan yang sangat strategis dan menyebabkan kecamatan Kaliwungu menjadi pusat perdagangan, industri, dan perekonomian terpadu. Untuk hasil produksi pertanian yang ada di wilayah studi diantaranya adalah Padi Sawah, Padi Gogo, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Kacang Tanah, Kedelai, Buah-buahan, dan sayur-sayuran. Untuk produksi lain yaitu perikanan tambak. Selain itu nantinya di Kecamatan Kaliwungu juga akan ada Kawasan Industri Kendal (KIK) dengan luas lahan sebesar 2.700 ha yang tentunya akan berdampak pada pembangunan fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang dan meningkatkan kegiatan perekonomian..
5.             Demografi dan SDM
Jumlah penduduk di wilayah studi adalah 149.067 jiwa dengan penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 75349 jiwa dan jenis kelamin perempuan 7204. Total luas wilayah adalah 148.44 km2. Hal ini berarti kepadatan penduduk di wilayah studi adalah sebesar 2178.77 jiwa/km2. Urutan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kaliwungu, Brangsong dan Kaliwungu Selatan. Hal ini juga didukung oleh daerah perkotaan yang lebih banyak di Kaliwungu dan Brangsong dibanding dengan Kaliwungu Selatan. Mayoritas penduduk beragama islam dan bermata pencaharian sebagai petani dan bekerja pada sektor industri, serta perdagangan dan jasa

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Kendal memiliki 20 kecamatan yang terdiri dari 265 desa. Wilayah studi kelompok 3A merupakan tiga kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kaliwungu Selatan dan Kecamatan Brangsong dengan batas administrasi sebagai berikut:
·      Utara      : Laut Jawa
·      Timur     : Kota Semarang
·      Barat      : Kecamatan Pegandon, Kendal dan Ngampel
·      Selatan   : Kecamatan Pegandon, Singorojo, dan Boja
Berikut ini adalah karakteristik wilayah studi berdasarkan aspek-aspeknya:

1.       Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Wilayah Studi Kelompok 3A (Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, dan Brangsong) memiliki temperatur udara berkisar antara 28-33oC. Berdasarkan hasil dari wawancara warga di 29 desa di wilayah studi, banjir dan longsor merupakan bencana alam yang melanda wilayah studi namun hanya terjadi setahun sekali. Jenis tanah di Kecamatan Kaliwungu adalah alluvial berbeda dengan Kecamatan Kaliwungu Selatan yang memiliki jenis tanah latosol. Wilayah Studi memiliki potensi alam antara lain: Pantai Ngebum yang berada di Kecamatan Kaliwungu dan Cagar Alam Pegergunung yang berada di Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan.
2.             Fasilitas dan Infrastruktur
Jalan yang berada di wilayah studi umumnya sudah diaspal dengan kondisi baik namun ada beberapa jalan yang rusak karena aktivitas manusianya. Perbaikan jalan terus dilakukan terutama di Kecamatan Kaliwungu. Untuk Air Bersih berdasarkan hasil kuesioner warga masyarakat yang ada di wilayah studi umumnya sudah menggunakan PDAM dengan kualitas air yang baik. Air Bersih yang berada di tiga kecamatan berasal dari sumur artesis yang dibangun oleh PDAM bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat. Sistem Persampahan di wilayah studi umumya belom terkoordinir dengan baik, masih banyak warga yang mengelola sampah dengan cara dibakar. Hanya ada beberapa yang pengumpulan sampahnya secara kolektif. Untuk TPA berada di Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan. Persebaran Fasilitas Kesehatan di wilayah studi belum merata. Fasilitas kesehatan hanya terpusat di Kecamatan Kaliwungu. Untuk kondisi dari Fasilitas Kesehatan pada umumnya sudah baik.  
Drainase di wilayah studi masih kurang layak karena air limbah dan drainase masih berada didalam satu saluran. Untuk kondisi drainase terbilang agak buruk karena banyaknya penyumbatan akibat kurangnya kesadaran dari masyarakat yang menumpuk sampah di saluran drainase. Untuk Fasilitas Peribadatan dan Pendidikan sudah terdapat di setiap desa di masing-masing kecamatan. Umumnya masing-masing desa di wilayah studi sudah teraliri Listrik dengan baik. Pemadaman juga jarang terjadi. Untuk Sanitasi berdasarkan hasil kuesioner warga di masing-masing desa, umumnya tiap rumah tangga sudah menggunakan MCK pribadi. Di desa Brangsong, Kebonadem, Mororejo, Karang Tengah dan Rejosari terdapat MCK umum, namun kondisinya kurang baik dan jarang digunakan oleh warga. Transportasi, umumnya masyarakat sudah menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi lain yang banyak digunakan biasanya ojek, dokar dan minibus.