Kamis, 09 Juli 2015
Selasa, 07 Juli 2015
Senin, 06 Juli 2015
(Permasalahan dan Potensi) Aspek Kebijakan
1. Masalah Kebijakan
Permasalahan dari kebijakan Kabupaten Kendal
antara lain jumlah program yang tidak konsisten dilihat dari jumlah program
yang terdapat dalam RKPD 2015 dan tidak tercantum dalam RPJMD 2010-2015. Ketiga
program tersebut diantaranya program kegiatan koordinasi dan fasilitasi
Pamsimas dan Sanimas, program pembangunan Turap/Talud/Bronjong, program
rehabilitasi Talud/Bronjong. Selain itu kinerja pemerintah dapat dilihat dari realisasi
Anggaran dimana jumlah program dengan dana realisasi lebih kecil dari yang
direncanakan. Dana rencana anggaran dapat dilihat pada RPJMD Kabupaten Kendal
Tahun 2010-2015, sedangkan dana yang telah terealisasi dapat dilihat dari hasil
evaluasi program 2012 dalam RKPD 2014. 37 dari 44 program atau 84% program yang
telah dilaksanakan menggunakan program dengan pendanaan kurang dari yang
direncanakan. Hal ini mengindikasikan belum optimalnya penggunaan dana anggaran
dalam merealisasikan program-program yang telah ditetapkan.
Transparansi
pendanaan program dapat dilihat dari jumlah program dengan dana yang tidak
tercantum (bertanda pada dokumen realisasi anggaran), terdapat 7 program dari
44 program yang tidak memiliki dana realisasi anggaran seperti Program
pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau, dan sumber daya air
lainnya, Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan lain-lain. Dalam
hal ini mengindikasikan ketidaktransparannya dana anggaran dan realisasi
beberapa program pemerintah Kabupaten Kendal. Kinerja Pemerintah juga dapat
dilihat dari seberapa banyak program yang telah terlaksana. Dari hasil evaluasi
Tahun 2012 yang tercantum dalam RKPD 2014, terlihat bahwa 7 dari 44 progam belum
terlaksana seperti Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku, Program
Pendidikan anak usia dini dll.
(Permasalahan dan Potensi) Aspek Sosial
1. Masalah Sosial
Produktivitas BKM di Kaliwungu Raya masih kurang,
hanya beberapa desa seperti Desa Karang Tengah dan Sumberejo yang aktif
melakukan kegiatan. Sayangnya, justru Kaliwungu
Raya tidak memiliki produktivitas BKM yang baik. Hal ini dapat dibuktikan
dengan jumlah BKM yang kurang dari jumlah desa perkotaan yang ada. Permasalahan
sosial lain adalah Di Kaliwungu Raya ada sebagian kawasan yang menjadi
kawasan lokalisasi dengan jumlah wanita susila mencapai 217 jiwa. Desa
Sumberejo merupakan kawasan yang cukup dikenal memiliki kawasan tersendiri oleh
permukiman prostitusi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat Kaliwungu
Raya mencakup banyak kawasan pendidikan serta organisasi keagamaan dan
prostitusi merupakan bentuk ancaman moral bagi masyarakat setempat, khususnya
generasi penerus.
Selain dikenal dengan permukiman prostitusi,
Desa Sumberejo juga dikenal dengan banyaknya waria. Kaliwungu Raya merupakan
salah satu kantong TKI di Kabupaten Kendal. Terdapat 200 jiwa penduduk Kecamatan
Kaliwungu Selatan yang menjadi TKI dan 38 jiwa penduduk yang berasal dari Kecamatan
Brangsong, yang didominasi oleh wanita. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan Kaliwungu Raya masih bergantung dengan menjadi tenaga kerja
untuk negara lain. Kondisi tersebut juga menggambarkan bahwa Kaliwungu Raya
belum mampu menyejahterakan penduduknya dengan memerdayakan SDM lokal secara
efektif dan memberikan pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari. Tingkat pengangguran di wilayah Kaliwungu Raya juga tinggi yang
berjumlah 31.280 jiwa
2. Potensi
Di
wilayah Kaliwungu Raya interaksi sosial antar masyarakatnya masih tinggi. Terlihat
dari masih seringnya diadakan kerja bakti dan pertemuan antar warga. Penduduk
di Kaliwungu Raya masih sering bergotong royong dan saling membantu satu sama
lain jika ada kesusahan. Selain itu, juga masih sering diadakan perayaan pada
saat hari besar tertentu seperti tujuh belas agustusan, Maulid Nabi dan
lain-lain yang dapat mempertahankan interaksi sosial masyarakat yang sudah
terjalin dengan baik.
(Permasalahan dan Potensi) Aspek Kependudukan dan SDM
1. Masalah Demografi
Permasalahan demografi yang ada di wilayah
Kaliwungu Raya adalah tingkat migrasi masuk yang tidak seimbang dengan migrasi
keluar. Setiap 1000 penduduk terdapat 19 migran yang masuk, sedangkan yang
keluar ada 16 migran. Dengan tidak sembangnya perbandingan antara migrasi masuk
dan migrasi keluar maka tingkat urbanisasi di wilayah Kaliwungu Raya tergolong
tinggi. Permasalahan lain yaitu tingkat pendidikan penduduk yang rendah karena
penduduk yang dapat melampaui wajib belajar 12 tahun kurang dari 50% yaitu hanya
34,10 %. Pendidikan terakhir penduduk Kaliwungu Raya paling banyak hanya
tamatan SD. Hal ini menyebabkan tingkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
tingkat produktivitas dalam bekerja menurun.
Tingkat
pendidikan penduduk yang rendah juga dapat menambah pengangguran yang ada dan tingkat
kemiskinan tinggi. Persentase penduduk miskin di wilayah Kaliwungu Raya lebih
dari standar nasional 5% yaitu 7,83% yang tergolong tinggi. Tingginya tingkat
kemiskinan dapat mempengaruhi perekonomian wilayah dan kesejahteraan penduduk
miskin tidak terjamin. Sedangkan masalah perkotaan hampir sama dengan masalah wilayah
Kaliwungu Raya yaitu tingkat pendidikan penduduk yang rendah serta angka
kemiskinan yang tinggi.
2. Potensi
Wilayah Kaliwungu
Raya memiliki piramida penduduk berbentuk expansive yang berarti jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia non
produktif. Hal tersebut dapat berpotensi meningkatkan produktivitas dalam bekerja
serta memiliki daya saing yang tinggi. Selain itu juga penduduk di Kaliwungu
Raya mayoritas sudah bekerja di sektor basis yaitu pertanian dan industri
sehingga dapat lebih memajukan kedua sektor basis tersebut.
(Permasalahan dan Potensi) Aspek Ekonomi
1. Masalah Ekonomi
Permasalahan
ekonomi di wilayah Kaliwungu Raya yaitu Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) wilayah
Kaliwungu Raya rendah jika dibandingkan dengan kabupaten kendal yaitu sebesar 0.046
banding 0.11% pada tahun 2006 berarti sektor ekonomi di kaliwungu raya tidak
kompetitif jika dibandingkan dengan kabupaten kendal. Sektor tertinggalnya
ada sektor pertambangan dan galian,
listrik gas dan air bersih, bangunan, hotel, perdagangan dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi. Selain itu tingkat Inflasi di wilayah Kaliwungu Raya
pada tahun 2006 jika dibandingkan dengan Kabupaten Kendal tergolong tinggi, yaitu
sebesar 1.51% : 1,55%.
2. Potensi
Potensi
ekonomi di wilayah Kaliwungu Raya yaitu dengan direncanakannya kawasan industri
di Kecamatan Kaliwungu dapat berpotensi meningkatkan perekonomian wilayah
Kaliwungu Raya yang disumbang dari sektor industri dan pengolahan. Dengan
adanya kawasan industri juga dapat menyerap tenaga kerja lokal sehingga
peredaran uang untuk biaya tenaga kerja dapat berputar di wilayah Kaliwungu Raya
saja.